Putri Kerajaan Cina Hadir di Kota Tua


JAKARTA, JOURNAL IS ME CLUB - Kota tua saat ini telah menjadi pilihan bagi mahasiswa dan pelajar untuk mencari tau sejarah penjajahan di Indonesia. Namun, kota tua tidak hanya sekedar menjadi  tempat bersejarah tetapi telah bertransformasi  menjadi tempat wisata. Meskipun di Siang yang terik, terdapat beberapa cosplayer yang ada di kota tua menemani dari pagi hingga senja. Salah satunya seorang wanita cantik yang menjadi pusat perhatian karena kostum gaun merah panjangnya serta hiasan diwajahnya. Ia Tampak berdiri dengan anggun dan berpose layaknya seorang putri dari kerajaan China.

Cosplayer ini menarik perhatian para masyarakat karena gaun yang dikenakan memiliki corak warna merah terang. Tidak bisa dipungkiri bahwa saat pengunjung mulai sepi, wajahnya tampak tak tersenyum seolah masalah ada dimana-mana. Dibalik itu ternyata segudang masalah seolah dipikul di punggungnya karena himpitan ekonomi. Ia adalah seorang ibu dari anak yang berusia satu tahun yang terpaksa harus menjadi tulang punggung keluarga karena sang suami tidak dapat bekerja.

“Saya menyukai pekerjaan ini karena pekerjaan seperti ini tampak bebas dan juga tidak terlalu banyak tekanan, tapi dukanya seringkali saya mendengar perkataan yang membuat saya tidak nyaman, seperti kakinya gak ada, mukanya terlalu putih.” ujar Adeliani.

Banyak orang yang tidak tau betapa sulitnya menjadi cosplayer wanita cina mulai dari persiapan riasan wajah yang tebal, aksesoris yang banyak, baju yang berat disertai teriknya matahari yang sungguh menyengat tubuhnya hampir setiap hari.

Cosplayer ini mengikuti salah satu komunitas karakter kota tua, mereka bekerja saat weekdays dari jam 16.00-21.30 WIB, namun saat weekend mereka mulai dari jam 9.00-21.30 WIB. Adeliani mengatakan saat weekdays, ia bisa mendapatkan dua ratus ribu rupiah dan weekend penghasilan yang didapatkan bisa mencapai dua juta rupiah. Tetapi, penghasilan yang didapatkan harus dibagi lagi dengan komunitas tersebut. Itupun kalau saat musim kemarau, bagaimana dengan musim hujan? Adeliani mengatakan bahwa penghasilannya menurun dibandingkan saat musim kemarau, karena sepi nya wisatawan di Kota Tua saat musim hujan.

Meskipun begitu, Adeliani tetap bersyukur karena bisa menghidupi keluarganya dengan pekerjaan yang halal. Ia tetap semangat melakukan pekerjaannya dan percaya bahwa akan ada hal baik setiap harinya, bila ia terus mensyukuri nikmat dan karunia Tuhan.

Penulis : Felicia
Editor : Kususanto

Komentar

Postingan Populer