Kesehatan Mental, Apa pentingnya dan Mengapa Harus Peduli ?


Stres, Depresi, Bipolar, Cemas, Halusinasi. ya itu semua merupakan keadaan kesehatan mental yang terganggu. Kesehatan Mental sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif, emosi bahkan perilaku kita. Sering kali kita mempersepsikan bahwa yang namanya sehat hanya dari segi fisik saja. Padahal kesehatan jiwa juga sangat penting untuk diperhatikan. Seseorang yang memiliki gangguan kesehatan mental hendaknya perlu mendapatkan perhatian khusus dan mendapatkan dukungan dari orang sekitar.

Manusia memang makhluk yang sangat lihai dalam memakai topeng. Apa yang sedang terjadi dalam hidupnya sangat apik disembunyikan dan tertutupi oleh guratan wajah yang ditunjukan pada orang-orang sekitar dan bahkan sulit disadari oleh orang sekitar.

Banyak sekali kasus yang terjadi akibat kesehatan mental yang berakhir dengan bunuh diri seperti Goo Ha-Ra, Choi Jin-ri, Kim Jong Hyun, Avicii dan masih banyak yang lainnya. Terlihat mereka bersikap seperti biasa saja ketika di atas panggung yang selalu menyapa penggemarnya, tersenyum didepan awak media, namun dibalik itu semua mereka menyimpan kesedihan yang menjadi beban dalam hidupnya.

Banyak hal yang dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang, diantaranya adalah riwayat gangguan mental dalam keluarga, pengalaman hidup, gaya hidup, beban pikiran, riwayat kekerasan secara verbal maupun non verbal. Hal-hal tersebut kerap mejadi pencetus terjadinya gangguan mental. Banyak yang tidak tahu bahwa tingkat depresi dan stres bisa mengakibatkan kegilaan dan bisa berakhir bunuh diri.

Masyarakat Indonesia juga masih banyak yang menganggap bahwa gangguan kesehatan mental terjadi karena hal-hal gaib dan mistis, dimana saat seseorang mengalami gejala gangguan mental dianggap sedang diserang atau dimasuki oleh roh jahat lalu korban akan dibawa ke dukun atau ‘Orang Pintar’ untuk mengusir kutukan itu. Masalah kesehatan mental tidak bisa dianggap remeh, Gangguan mental yang tidak ditangani dengan benar akan berakibat fatal.

Belum lagi stigma bahwa depresi hanya masalah mood buruk yang bisa dihilangkan dengan harus banyak bergaul, mendengarkan musik yang ceria atau musik yang dapat menenangkan pikiran. Padahal tidak sesederhana itu, perlu adanya konsultasi mendalam dengan tenaga professional. Selain itu kesadaran akan kesehatan mental juga kurang, karena beranggapan bahwa gangguan kesehatan mental akan sembuh dengan sendirinya. Masalah kesehatan mental memang bukanlah penyakit yang mudah untuk diketahui seperti penyakit fisik. Maka dari itu pembelajaran tentang tanda-tanda penyakit mental sangat diperlukan sehingga dapat membantu mengurangi kasus bunuh diri yang terjadi.

Kesehatan mental yang baik adalah kondisi dimana ketika batin berada dalam keadaan yang tentram, sehingga kita bisa menikmati kehidupan sehari-hari kita. Menurut data WHO (World Health Organization) pada 2010, angka bunuh diri di Indonesia mencapai 1,6 sampai 1,8 per 100.000 jiwa, Data tersebut menyimpulkan bahwa bunuh diri akibat gangguan mental menjadi masalah yang butuh perhatian besar. WHO juga menyebutkan bahwa generasi milenial lebih rentan terkena gangguan mental, karena masa muda merupakan waktu yang mana banyak perubahan dan penyesuaian baik secara psikologis maupun emosional.

Selain itu teknologi juga dapat berkontribusi terhadap kesehatan mental anak muda yaitu media sosial. Media sosial seolah menciptakan gaya hidup yang ideal tetapi sebenarnya tidak seindah kenyataan sehingga menciptakan tekanan dan beban pikiran pada anak muda. Selain itu konsep perfeksionis hal tersebut sangat dekat dengan lingkungan generasi muda, yaitu tingginya ekspektasi terhadap diri sendiri dan hal disekitarnya.

 Generasi muda selalu ingin tampil sempurna, ingin terlihat bersinar di dalam linkungannya dan malu apabila kondisi ekonomi keluarga tidak seperti lingkungan pergaulannya. Seseorang yang perfeksionis akan berjuang keras untuk meraih kesempurnaan, mereka dapat mengkritik dirinya sendiri apabila gagal melakukan sesuatu dan juga dapat menyalahkan orang sekitar karena dianggap tidak mendukung rencananya. Persoalan perfeksionis dalam masyarakat merupakan masalah serius, tidak menutup kemungkinan dapat menyebabkan kecemasan, stress, depresi, bahkan keinginan bunuh diri.

Kesehatan mental mempengaruhi kita dalam cara berpikir, merasakan dan melakukan tindakan, perhatian mengenai kesehatan mental sangat penting disetiap tahapan perkembangan kita mulai dari masa anak – anak hingga dewasa. Seseorang dengan kondisi mental yang terganggu akan merasa cemas, gelisah, emosi yang tidak terkendali dan berbagai macam lainnya yang dapat mengganggu aktifitas sehari – harinya sedangkan seseorang dengan kesehatan mental yang baik akan lebih mudah menciptakan atau mengembangkan suatu hal positif bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Ketika seseorang mengalami gangguan kesehatan mental mereka membutuhkan uluran tangan dari orang terdekat agar dapat pulih dari masa krisis. Kesehatan mental masih dianggap remeh, sehingga tidak heran bila banyak orang yang mengalami kesehatan mentalnya diabaikan. Di beberapa bagian dunia saat ini penderita gangguan mental belum tersentuh bantuan karena masalah finansial, beban biaya perawat yang tidak murah, dan stigma negatif yang muncul  pada penderita gangguan mental. Penderita dianggap sebagai makhluk aneh yang mengancam keselamatan orang lain sehingga penderita layak diasingkan.

Beberapa kasus di Indonesia penderita gangguan mental banyak yang dipasung ataupun dikurung di kandang hewan oleh keluarga dan masyarakat sekitar. Kasus tersebut masih bisa dengan mudah kita jumpai di daerah pedalaman atau pelosok daerah, cara tersebut dianggap sebagai cara yang relevan. Hal tersebut mengakibatkan semakin kecilnya penderita untuk pulih. Penanganan yang kurang tepat pastinya mengakibatkan keadaan semakin parah dan angka kelainan mental akan semakin sulit untuk dihindarkan.

Lingkungan merupakan salah satu faktor dalam menjaga dan mendukung penderita, Kurangnya kesadaran dan masyarakat mengenai gangguan mental sangat memicu dampak buruk bagi penderitanya. Support System atau Sistem Pendukung harus turut berperan bagi penderita gangguan kesehatan mental. Masyarakat juga harus menyadari dan mulai berhenti menganggap bahwa gangguan kesehatan mental merupakan hal yang aneh, hina dan asing.

Banyak hal yang bisa kita lakukan pada orang yang menderita gangguan kesehatan mental seperti, menanyakan kabar, menjadi pendengar, menjadi teman cerita tanpa menggurui sampai mereka merasa nyaman untuk jujur atas kondisi yang sedang mereka rasakan. Maka dari itu dibutuhkan edukasi kepada masyarakat Indonesia tentang “Kesehatan Mental” dan untuk lingkup mahasiswa, akan sangat baik apabila lingkup mahasiswa membuat kelompok dukungan terhadap teman-teman yang sedang mengalami gangguan kesehatan mental. Hal tersebut sangat berdampak baik bagi penderita agar lebih semangat dalam menjalani perawatan dan agar tidak merasa bahwa dirinya “Gila”, Sehingga kita bisa menyelamatkan banyak orang dan bisa mendukung penderita untuk sembuh.

Penulis : Natasya Cinthya
Editor : Varentia

Komentar

Postingan Populer