Tidak Biasa

 

Udara sejuk di malam hari, dengan latar suara hujan lebat menemani tidurku. Huh aku sangat lelah hari ini, itu sebabnya aku sudah terbaring memejamkan mata dari jam 8 malam. Ngomong-ngomong namaku Vita, dan aku tinggal di sebuah desa yang lumayan jauh dari perkotaan bernama desa sukamaju. Desaku terkenal masih memegang adat istiadat dan kepercayaan-kepercayaan supranatural. Di desaku, kurasa setiap warga sudah pernah melihat yang namanya hantu. Akupun beberapa kali mengalaminya, namun lama-kelamaan itu sudah menjadi hal biasa yang kita rasa menjadi makanan sehari-hari saja.

Namun di malam yang disertai hujan deras kali ini ada sesuatu yang berbeda. Aku yang telah tertidur lelap tiba-tiba terbangun di tengah malam, tepatnya pukul 11.30 malam. Aku terbangun karena ada suara ketukan di jendelaku. Sebenarnya ketukan-ketukan semacam ini telah sering kualami, terutama saat sedang hujan. Namun kali ini, ketukan ini sangat kencang dan cepat, seperti orang yang sedang marah-marah atau buru-buru. Walau dengan jantung yang berdegup kencang, aku mendekati jendela kamarku dengan perlahan. "Belom tidur Vit?", ucap Ayahku yang muncul di depan pintu kamarku. Aku pun menjawab "Eh udah yah, tadi kebangun...", belum selesai aku menjawab aku teringat bahwa Ayahku sedang pergi dinas ke kota. Melihatku diam, sosok yang menyerupai ayahku di depan pintu itu pun menjawab "udah sadar ya? Tadi saya ketuk kenapa ga dibukain?", ucap sosok tersebut sambil dilanjutkan tertawa dan merayap ke dinding kamarku. Tubuhku langsung berkeringat sampai akhirnya jatuh pingsan.

"Ehh bangun ndok, ngapain sih kamu tidur di bawah begini. Udah siang ini ayo bangun", ucap Ibuku yang membangunkanku sembari menyapu lantai. "Ahhhhh, Ibu tadi malem.. tadi malem..", teriakku sambil bangun dengan sangat terkejut dengan napas yang terengah-engah. "Heh kenapa kamu? Coba cerita pelan-pelan kenapa", jawab ibuku. Setelah cukup tenang, akupun menceritakan kejadian semalam kepada Ibuku. Belum banyak Ibu bereaksi dari ceritaku, terdengar suara dari ruang tengah. "Buu... Vita... Ayah pulang". Vita sontak masih kaget dan gemetar mendengar suara ayahnya. Ibunya pelan-pelan membawa Vita menemui ayahnya dan menceritakan kepada ayahnya apa yang terjadi semalam.

Ayah Vita sangat terkejut dengan cerita mereka karena tadi malam Ayah Vita juga mengalami kejadian janggal. Ayah Vita pun bercerita bahwa tadi malam saat ia lembur di kantornya, ada suara wanita yg memanggilnya dari luar ruangannya. Karena ia mengira itu adalah asistennya, ia berniat membuka dan mengecek keluar ruangannya. Sudah menaruh tangan di gagang pintu, Ayah Vita baru sadar bahwa asistennya sedang sakit dan tidak masuk hari ini, di kantornya juga tidak ada wanita lain. Seiringan dengan membisunya dia sambil berpikir, terlihat muka yang muncul dari sela-sela gorden yang terbuka. Muka itu sekilas sangat mirip dengan Vita, namun bedanya muka yang dia lihat itu sangatlah pucat, dan tersenyum lebar sampai seperti merobek mulutnya. Ayah Vita hanya menutup gorden, mengunci pintu, berdoa, dan berusaha mengabaikan kejadian tadi. Vita pun bertanya jam berapa kira-kira kejadian itu terjad, dan ayahnya menjawab sekitar pukul setengah 12. Vita semakin ketakutan dan menangis memeluk ayahnya. Setelah semua keadaan tenang mereka pun melaksanakan sholat berjamaah dan malam itu berjalan baik-baik saja.

Namun, rentetan kejadian horor yang dialami Vita tidak berhenti distu saja. Selang satu Minggu kemudian, sekitar jam 10 malam nenek Vita yang berada di luar pulau tiba-tiba menelepon Vita. "Vit kamu lagi di rumah kan ndhuk?",  "Iya nek, lagi ngerjain tugas di kamar". "Sekarang kamu banyak-banyak baca dzikir ya, panggil Ibu sama ayah juga", jelas neneknya. Baru Vita ingin bertanya apa yang terjadi, panggilan tersebut terputus karena baterai Vita habis. Namun, Vita tetap mendengar omongan neneknya dan ingin memanggil orangtuanya terlebih dahulu. Baru melangkah menuju pintu, Vita terhenti karena melihat sesosok wanita dengan gaun putih panjang berdiri di depan pintu kamarnya, membelakangi Vita. Vita akhirnya mulai berdzikir pelan-pelan sambil kaki yang masih terdiam berdiri menghadap sosok tersebut. Setelah membaca beberapa doa, sambil memejamkan mata, sosok tersebut pun hilang. Vita langsung lari ke kamar orangtuanya dan menangis menceritakan kejadian yang dialaminya. Orangtua Vita langsung menghubungi neneknya menanyakan apa yang terjadi. Ternyata neneknya melihat "Vita" sedang menyapu halaman rumah sambil tersenyum kepadanya yang mengintip dari dalam rumah. Walau sosok tersebut sangat mirip dengan Vita, neneknya melihat bahwa sosok tersebut tidak menapakkan kakinya ke tanah, melainkan melayang. Melihat itu, nenek Vita langsung mengkhawatirkan cucunya dan menanyakan kabarnya.

Keesokan paginya, orangtua Vita membawa Vita ke ustadz yang tidak jauh dari rumah mereka. Mereka meminta Vita untuk diruqyah. Setelah sedikit perbincangan, proses ruqyah dimulai. Saat ruqyah berjalan, Vita tiba-tiba teriak "ini bukan salah saya, anak kalian yang kurang ajar". Mendengar itu, Pak Ustadz bertanya "memangnya apa yang dia perbuat?". Singkat cerita setan atau jin ini menjawab bahwa Vita seringkali berisik sampai larut malam bergurau dengan teman-temannya di telpon, mereka merasa terganggu karena posisi rumah Vita ini tidak jauh dari kuburan, dan ada juga sebuah rumah kosong. Dia juga menambahkan bahwa Vita juga seringkali membuang pembalut bekas sembarangan, tidak permisi saat lewat, dll. Mendengar itu semua Pak Ustadz akhirnya menyuruh setan ini keluar dan berkata bahwa Ia akan mengingatkan Vita.

Setelah cukup lama ruqyah berjalan, Vita akhirnya sadar dalam keadaan sangat lemas dan pusing. Orangtua Vita pun akhrinya membawa Vita pulang untuk istirahat, dan Pak Ustadz ikut datang untuk menemani sampai Vita siuman untuk mengingatkan apa yang disampaikan oleh setan tersebut. Vita Yang sudah cukup pulih pun akhirnya dengan malu membenarkan cerita dari apa yang disampaikan setan tersebut. Vita juga berjanji akan lebih menjaga kesopanan dan kebersihannya terutama di malam hari. Pak ustadz pun izin pulang. Setelah dari kejadian tersebut, Vita benar-benar memperhatikan kebersihan dan kesopanannya agar hal yang sama tidak terulang lagi. Mulai dari situ, Vita tidak pernah lagi mendapatkan kejadian-kejadian yang semengerikan sebelumnya dan Vita juga makin memperketat ibadahnya.


Penulis: Naamraj

Komentar

Postingan Populer