Kisah Perjalanan Justin Bieber Menjadi Artis Sukses
Siapa yang tidak kenal dengan Justin Bieber? Penyanyi kelahiran
London tanggal 14 Maret 1994 ini memiliki nama lengkap Justin Drew Bieber. Justin
merupakan anak tunggal dari pasangan Patricia Mallete dan Jeremy Jack Bieber.
Semasa kecil, penyanyi asal Kanada ini dibesarkan oleh ibunya bersama dengan
kakek dan nenek dari ibunya. Sebelum lahir, ayahnya terlebih dahulu
meninggalkannya di saat ia masih berada di dalam kandungan ibunya. Meskipun demikian,
Justin tetap menyandang nama belakang sang ayah untuk menghormatinya.
Sejak kecil, Justin sangat mahir dalam bermain alat
musik gitar dan drum. Kemahirannya dalam bermain kedua alat musik tersebut
membawanya ke dalam industri musik dan seni. Ibunya, yang kerap disapa Pattie,
mengoleksi dokumentasi penampilan menyanyi anak kesayangannya sebagai kenang-kenangan.
Sampai ketika ibunya mengunggah video penampilan Justin ketika bernyanyi ke
media sosial tanpa disengaja, ternyata hal itu membawa berkah bagi dirinya
untuk melambungkan namanya di dunia musik.
Tanpa sengaja, Scooter Braun yang merupakan seorang talent hunt menemukan kanal YouTube
milik Justin. Scooter menghubungi Pattie untuk meminta izin dan membawa Justin
terbang ke Atlanta, Georgia untuk merekam demo lagu. Meskipun pada saat itu
Pattie berada di ambang keraguan, pada akhirnya ia mengizinkan anaknya untuk
pergi menemui Scooter. Setibanya di Atlanta, Scooter memperkenalkan Justin
kepada musisi dan penulis lagu Usher Raymond IV. Pertemuan Justin dengan Usher
membawakan kesepakatan dalam menjalani kerja sama dengan Scooter melalui
perusahaan rekaman Raymond Brund Media Group (RBMG) untuk mengembangkan bakat tarik
suara Justin. Scooter dan Usher mengatur sebuah audisi bagi Justin untuk
disaksikan Antonio “L.A.” Reid, produser CEO Island Records (group island
def jam music). Ketertarikan Island Record terhadap penampilannya ternyata
membuahkan hasil memuaskan untuk Justin. Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan
untuk menandatangani kontrak dan secara resmi Scooter akan menjadi manajernya.
Bersama dengan ibunya, Justin pindah ke Atlanta untuk mengejar mimpinya di kota
tersebut.
Debut pertamanya yang diawali dengan single
berjudul “One Time” berhasil menduduki peringkat 12 di tangga lagu Kanada dan
peringkat 17 di tangga lagu Billboard Hot 100 seminggu setelah single
tersebut diliris. Pada akhir tahun 2009, single “One Time” menjadi salah
satu single terlaris di blantika musik internasional. Dengan lagu
terbaru itu, Justin mendapatkan penghargaan platinum di Kanada dan Amerika Serikat.
Kesuksesan Justin pada Album pertamanya “One Time” membuahkan hasil yang
memuaskan, sehingga ia dapat melanjutkan prestasinya dan merilis album kedua
yang bertajuk “My World 2.0” pada 1 April 2010, yang meraih banyak pujian dari
masyarakat. Album tersebut berhasil terjual sebanyak 283.000 kopi di minggu pertama
sejak awal perilisan. Kesukesan album keduanya membuat Justin mendapat predikat
sebagai penyanyi solo termuda yang menduduki peringkat pertama di Amerika
Serikat.
Di sela kesuksesannya merilis album pertama yaitu “One
Time”, malangnya Justin tertimpa beberapa masalah yang mengakibatkan konser di
beberapa tempat dinyatakan gagal. Pada tahun 2009 lalu, Justin terpaksa
membatalkan konsernya di Mall Roosevelt Field, Long Island. Kejadian itu
disebabkan oleh kericuhan mall yang dipenuhi sebanyak 3000 orang lebih
yang ingin menonton konser Justin. Perasaan khawatir akan adanya keributan kian
mengganggu pihak kepolisian. Hingga pada akhirnya, pihak kepolisian meminta
pihak Island Records dan manajernya Scooter untuk memberikan pengumuman terkait
pembatalan konser tersebut melalui cuitan di media sosial Twitter. Seakan-akan
tak memiliki telinga, pihak Island Record dan manajernya Scooter tidak mematuhi
perintah yang telah diberikan, sehingga menimbulkan keributan yang membuat
beberapa “Beliebers” (sebutan penggemar Justin Bieber) terluka sebelum konser
dimulai.
Kejadian serupa pun kembali terulang. Pada tahun 2010
lalu, konser Justin yang berada di Australia dibatalkan oleh pihak kepolisian
akibat beberapa gadis terluka saat menunggu kehadiran konser Justin. Saat itu,
Justin dijadwalkan tampil membawakan tiga lagu untuk program TV “Sunrise” milik
salah satu stasiun TV Australia. Susasana mulai tak terkendali ketika 4000
penggemar Justin yang menunggu kehadirannya datang lebih awal. Akibat kejadian
itu, ia mengungkapkan bahwa dirinya tidak berniat untuk membatalkan konsernya.
Hal tersebut dilakukan untuk keselamatan penggemarnya.
Dalam hitungan bulan, namanya tercetak di catatan
sejarah kontemporer dan catatan harian jutaan perempuan di seluruh dunia. Jejak
peristiwa yang dimiliki Justin itu kemudian diangkat dalam sebuah film berjudul
“Never Say Never” yang dirilis pada tahun 2011. Film yang berdurasi sepanjang 105 menit tersebut menceritakan
perjalanan hidup Justin sebelum dan sesudah ia terkenal. Dilansir situs
Paramount Pictures, “Never Say Never” merupakan biografi resmi sekaligus media
promosi Justin Bieber. Namun, diluar dari filmnya, ia kerap dikontakan sebagai
produk budaya instan. Justin adalah bintang yang besar via media online,
yang ditunjukkan di film melalui sejumlah videonya di YouTube, dan beberapa
adegan Justin yang me-retweet postingan
para fansnya di Twitter. Atas apa yang ditampilkan, “Never Say Never” notabenenya
mengkonfirmasi stereotip Justin sebagai produk budaya instan. Film tersebut
sukses mengupas sejumlah fakta perihal Justin Bieber.
Pada tahun 2012, Justin mengeluarkan album ketiganya, “Believe”,
yang menjadi album nomor satu keempatnya di Amerika Serikat, memulai debutnya
di nomor satu di Billboard 200. Ia menerima beberapa penghargaan di
dunia industri musik, termasuk Artist of the Year Awards 2012, dinominasikan
sebagai Best Artist dan Best Pop Vocal Album di Grammy Awards ke-53. Pada tahun
2011 dan 2012, solois yang memiliki lebih dari 60 juta pengikut di Twitter itu
mendapatkan peringkat ketiga pada majalah Forbes sebagai salah satu The
Top Ten Most Powerful Celebrities in the World, dan pada tahun 2013 dan 2014
menduduki peringkat ke-9.
Hingga pada tahun 2019 lalu, atas kesuksesan Justin
Bieber yang diraih saat muda, dilansir Wealthy Gorilla, kekayaan Bieber
menyentuh angka USD 265 juta atau setara dengan Rp 3,7 triliun. Sebagaian besar
kekayaannya berasal dari tur promosi album “My World”, “Believe”, dan “Purpose”.
Sebagai contoh, penjualan tiket Purpose World Tour yang digelar pada tahun 2017
behasil mendapat pemasukan kotor sebesar USD 250 juta atau sekitar Rp 3,5
triliun. Film dokumenter berisi footage tur Justin Bieber, “Never Say Never”
dan “Believe” turut sukses mendulang puluhan juta dolar. Selain itu, Justin juga
sempat merilis parfum wanita yang diberi nama “Someday” ketika namanya meroket
di tahun 2011 dan 2014, serta merintis bisnis clothing line bermerek “House
of Drew”.
Penulis:
Meri Susanti
Editor:
Clarissa Oktalim
Sumber foto: Google
Referensi:
https://www.wowkeren.com/seleb/justin_bieber/bio.html
https://cinemapoetica.com/never-say-never-demam-bieber-antara-citra-dan-cerita/
Komentar
Posting Komentar